Kue..kue…
Suara nyaring dari ibu penjual
kue sontak membangunkanku.
Astaghfirullah…sudah jam 7
lewat…belum mandi..maaaaak… telat ngampus….. Aku melompat dari tempat tidur
lalu menarik handuk dan kemudian langsung ke TKP alias kamar mandi. Hari
ini jadwal kuliah jam 8 dan aku belum
bersiap - siap, salahku pakai acara tidur lagi selepas subuh tadi. Jam 07.45, setelah
berpakaian dan merapikan jilbab unguku, memasukkan satu dua buku ke dalam tas
langsung saja aku melangkah ke luar tanpa memenuhi hak si lambung dan
teman-temannya untuk diisi. Jarak ke kampus dari kosan dapat ditempuh sekitar 15
menit jika berjalan santai, tapi jika sudah telat aku bisa melaluinya dalam
waktu 10 menit saja. Sejurus kemudian aku telah berada di depan gerbang kampus,
masih ada 5 menit lagi sebelum tepat jam 8. Dari kejauhan tampak sosok anggun
berjilbab merah hati melemparkan senyum kepadaku. Uni Nia…panggilku sambil
melambaikan tangan. Hari ini dia menggunakan jilbab dangangannya lagi, ia
tampak cantik memakainya. Setelah bersalaman kami berjalan bersama menuju ruang
kuliah yang berdekatan. Sembari berjalan aku menggodanya “uni, cantik kali kok
hari ini pakai jilbab itu”
“iya ka..hitung-hitung promosi, siapa tau ada yang tertarik dengan melihat uni pakai jilbab ini” jawabnya dengan logat minang yang masih sangat kental.
“iya ka..hitung-hitung promosi, siapa tau ada yang tertarik dengan melihat uni pakai jilbab ini” jawabnya dengan logat minang yang masih sangat kental.
Aku memang menaruh rasa hormat
kepada sahabat sekaligus kakak bagiku ini. Bagaimana tidak, uni sebenarnya dua
tahun di atasku, sebelumnya ia berkuliah
di Universitas Negeri Padang tapi ia memilih untuk meninggalkan kuliahnya dan
masuk ke Fakultas Kedokteran Unsyiah. Uni memang mempunyai cita – cita menjadi
seorang dokter, mungkin bagi sebagian orang tujuan menjadi seorang dokter supaya ia bisa hidup
mapan, punya banyak uang dan lain-lain, tapi aku pernah bertanya sekali waktu
kenapa ia ingin menjadi seorang dokter, dan jawaban sangat mengagumkan mengalir
dari bibirnya.
“karena uni ingin membantu saudara – saudara kita di Palestina yang sedang dijajah oleh
Israel La’natullah , disana orang-orang dibantai dengan kejam, pelayanan
kesehatan pun sangat minim mulai dari peralatan medis sampai ke tenaga medisnya”
Aku hanya mengangguk takzim
mendengar penjelasan Uni yang sebenarnya sangat menampar hatiku. Ah..apa yang
sudah aku lakukan untuk mereka?
***
Hari
minggu, waktu untuk santai sejenak setelah mencuci pakaian. Ku buka Laptop dan
menghubungkannya dengan internet. Aku memutuskan untuk berlayar di dunia maya.
Akun facebook pun telah ku buka, ada beberapa notifikasi dari grup yang aku
ikuti. Kemudian aku kembali ke beranda facebook, melihat status dari
teman-teman yang menginspirasi. Kali ini ada status dari Uni Nia, jarang
–jarang ia membuat status, tidak sepertiku, setiap hari non stop. Aku
tercengang membaca statusnya, lagi-lagi Uni berhasil membuatku semakin takjub
akan sosok wanita muslimah seperti dirinya.
“Setiap kali memandang wajah anak - anak Palestine yang terpampang di depan
mata setiap kali habis qiyamul lail membuatku semakin semangat jualan…hanya itu
yang mampu kulakukan saat ini, menyisihkan sebagian keuntungan untuk saudara yang
tak pernah sekalipun bertatap muka apalagi untuk sekadar tahu nama, tapi mereka
membuat hati didera rindu yang tak tertahankan untuk segera
dipertemukan,beginilah islam mengajarkan persaudaraan ikatan itu terasa tanpa
harus diawali oleh sebuah perkenalan”
Ternyata
ia berjualan jilbab bukan untuk menambah uang jajannya tapi keuntungan dari
penjualan jilbab itu ia sisihkan untuk anak – anak palestina .
Uni
betapa kuat tali ukhuwah yang kau punya untuk mereka
Darussalam, 2014
untuk Uni Tersayang,
terimakasih sudah menginspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar