Kamis, 29 Oktober 2015

Frekuensi Hati



Sejatinya sesama muslim itu punya frekuensi hati yang sama hingga jika saudaranya punya masalah ia pasti ikut merasakannya
Bahkan dengan melihat raut wajahnya saja cerminan hatinya bisa begitu cepat diketahui
Karena kita diajarkan untuk beriman pada Tuhan yang Satu, dan merefleksikan ajaran Rasulullah yang mulia
"Muslim itu bagai satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh ikut merasakan sakitnya"

Tapi kenapa saat ini kita masih santai santai saja ?
Bukankah umat muslim sekarang sedang dalam masa pesakitannya
di saat masalah kronik seperti di Palestina yang tidak kunjung usai, masih di tambah lagi dengan masalah akut bencana asap dalam negeri yang tak ada titik temu, dan lagi kesesatan Syiah yang semakin merajalela

Lalu kemana frekuensi hati itu?
begitu buruk kah 'sinyal' keimanan yang kita punya hingga rasa sakit yang dirasakan saudara kita tidak terkoneksi lagi
Hanya sekadar tau dan berkata "oh" lalu selesai sampai disitu.
atau bahkan menyumbat telinga dengan kesombongan dan menutup mata dengan keserakahan, lalu berkata "yang penting aku bahagia yang lain terserah saja"

Dan benarlah bahwa ukhuwah itu adalah buah keimanan
Saat keimanan kita kokoh dan akarnya menghujam maka akan semakin baik buah-buah yang dihasilkannya
Tapi bila keimanan itu rapuh dan akarnya serabut, sangat mudah digoyahkan bahkan dicabut sampai ke akar-akarnya

Maka periharalah iman kita dengan baik, rawat hidayah yang masih Allah beri agar ia tidak kabur
Dan pada akhirnya kita akan sama sama bisa mencicipi manisnya ukhuwah yang kita dambakan

InsyaAllah :)

Bumi penuh cinta, 29 Okt 2015
8 bulan menuju 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar